31 Desember 2008

Menutup Kelam Menyongsong Asa

TIDAK terasa sudah di penghujung tahun 2008. Masih segar dalam ingatan, setahun yang lalu saya menghabiskan malam di sana dengan untaian syukur dan harap dalam doa.

Super.... (meminjam kata ajaib Mario Teguh), karena banyak sekali harapan yang saya panjatkan malam itu terwujud sepanjang 2008. Meski tak lepas dari lara dan setitik kisah kelam, tahun 2008 merupakan tahun yang luar biasa.
Luar biasa atas limpahan rejeki dan kesehatan, perjumpaan dengan mereka yang penuh ceria, pertemuan dengannya yang memberi warna meski kemudian meninggalkan kelam, dan yang mengagumkan di tahun ini perlahan saya belajar menghadapi ketakutan-ketakutan yang selama ini membayangi langkah.

Beberapa jam lagi langit akan semarak dengan warna. Teriring warna-warna indah di langit, saya tutup kelam dan songsong hari-hari indah di tahun 2009.
Dan tidak akan pernah lelah melebar jiwa....

Selamatkan Tahun Baru:)


gambar diunduh dari www.kamera-digital.com

06 Desember 2008

Hujan

SEDANG hujan. Meski gelap dan dingin, namun saya menyukai hujan.

Sore ini menikmati hujan ditemani beberapa lagu tentang hujan, antara lain: Hujan-Utopia, Hujan Fantasi-Jubing, Hujan Bulan Juni-Sapardi Djoko Damono, dan lagu milik Andien tentang hujan yang saya lupa judulnya.
Berikut syair dari lagu-lagu yang saya tuliskan diatas:


Hujan, Utopia

Rinai hujan basahi aku. Temani sepi yang mengendap. Kala aku mengingatmu. Dan semua saat manis itu
Segalanya seperti mimpi. Kujalani hidup sendiri. Andai waktu berganti. Aku tetap takkan berubah
Aku selalu bahagia. Saat hujan turun . Karena aku dpt mengenangmu untukku sendiri
Selalu ada cerita. Tersimpan dihatiku. Tentang kau dan hujan. Tentang cinta kita yang mengalir . Sperti air
Aku selalu bahagia. Saat hujan turun . Karena aku dpt mengenangmu untukku sendiri. Aku bisa tersenyum. Sepanjang hari karena hujan pernah. Menahanmu disini. Untukku...
***
Hujan Fantasy, Jubing

petikan gitar yang merdu dari lagu anak-anak.
tik tik bunyi hujan diatas genting, airnya turun tidak terkira, cobalah tengok, dahan dan ranting, pohon dan kebun basah semua
***


Hujan Bulan Juni, Sapardi Djoko Damono

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga
***
..., Andien

reff:
harap-harap cemas menanti, deras hujan kan berhenti, hingga cerah cerah alamku ini, berseri, sambut mentari, wahai hujan hujan di sore ini, walau engkau adalah karunia-Nya, namun tolong tolong pergilah dulu, sedang kutunggu datangnya engkau sayang

***


Sudah selesai hujannya
Sudah menyanyinya
*gambar diunduh dari ruangirna.blogspot.com/2007/01_01_archive.html/

Rejeki

Rejeki tak akan kemana

HARI ini hari Sabtu. Hari yang biasanya saya isi dengan bersepeda, mencuci, menyetrika dan kemudian tidur seharian. Tapi rupanya hari ini saya tidak bisa melakukan semua hal diatas, saya harus ke kantor.
Meeting begitu permintaannya. Dengan berat saya harus rela meninggalkan kasur hangat saya.

Memakai kostum nggilani (kaos dan celana yang sudah saya pakai berkali-kali dalam minggu ini dan belum saya cuci) saya berangkat gontai sambil ditemani perasaan kecewa pada diri sendiri karena telah melewatkan sebuah kesempatan. Saya melewatkan sebuah lowongan di WHO, oh...

Tiba dikantor saya melihat makanan dan minuman. Hmm.. sepertinya rapat yang istimewa sampai menyediakan makanan-makanan sedap. Cukuplah untuk mengobati kekecewaan saya pagi ini:)

Tak lama berselang kemudian si pengatur proyek itu datang dengan mengenakan kemeja (sedikit bingung, saya pikir cukup aneh berpakaian rapi dihari Sabtu meski untuk meeting, yah..mungkin saja ia sedang ingin rapi). Kemudian ia membuka rapat, seterusnya bla bla bla..... (seperti rapat-rapat biasa) dan saya sibuk dengan pikiran-pikiran liar saya.
Sedang asyiknya menikmati keliaran diri, si pengatur proyek berujar “dengan ini saya serahkan tugas dan tanggung jawab si... kepada ... silahkan menyampaikan beberapa kata.
Dengan bingung, saya ikuti permintaannya, seterusnya bla bla bla... dilanjutkan dengan berjabat tangan, berpelukan, dan berfoto.

Oh???
Ya ini rejeki, meski bukan di WHO.
*meski gajinya tidak seperti di who, tapi tetep alhamdulillah...



Sapedah | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id