30 Maret 2009

Ramai Nyepi

RABU sore saya pulang ke rumah dengan semangat, cuti saya disetujui. Saya bayangkan empat hari kedepan saya akan menikmati cuti (hanya) di rumah, tanpa email, telepon, dan keluhan.
Nyepi, menyepi dan sepi....

Ternyata meleset. Jauh dari sepi. Hari itu ramai dengan kabar. Kabar-kabar yang merusak jiwa.

Menjadi Do Nambar

Sabtu pagi saya menerima beberapa pesan singkat dari seorang bocah laki-laki (15th) Afganistan, yang mengabarkan bahwa hari itu dia akan kembali ke negaranya. Dia juga mengabarkan bahwa dia mencintai saya serta betapa dia akan merindukan saya. Aih aih...

Saya merunut kembali pertemuan saya dengan si bocah. Akhirnya saya tahu kenapa bocah itu mengatakan bahwa ia mencintai saya. Saya telah menyentuh tangannya. Saya lupa bahwa di negara asalnya hubungan antara laki-laki dan perempuan sangat dibatasi. Tapi siang itu, dibalik jeruji besi (tanpa hijab) dan diantara tangisnya saya menyentuh tangannya (sekedar untuk menenangkan). Hmm..mungkin untuknya ini sangat spesial, auw...

Mendadak saya merasa telah menjadi do nambar. Do Nambar adalah slang bahasa urdu yang merujuk pada kualitas rendah. Kaum do nambar adalah pelaku zinah (baca: Do Nambar, kisah petualangan mas agus yang berwibawa di kompas.com)

Malang sekali bocah itu. Selain menjadi korban no dambar, saya juga telah merusak gambarannya tentang sosok perempuan idaman, kgkgkg... :p

Langsing dengan 5Kg daging sapi

Sehari setelah Nyepi saya berjalan-jalan ke mall, kali ini benar-benar mencari keramaian dalam arti yang sebenarnya. Sebuah stand menarik perhatian saya. Maixian slimming, pelangsingan dengan metode tanam benang. Saya pun bertanya pada si mbak tentang produk yang dia jual. Si mbak menjelaskan, "per Kg-nya cuma Rp. 250.000,-" (dengan ekspresi wajah datar).

Saya tertawa sejadi-jadinya. Saya merasa sedang bertansaksi dengan penjual daging.

Wah, wah, rupanya per Kg berat badan saya setara harganya dengan 5Kg daging sapi :p

Petaka Sate Ati

Rangkaian perayaan nyepi saya tahun ini terasa lebih "ramai" dari tahun-tahun sebelumnya. Usai kabar-kabar yang merusak jiwa dan do nambar, kali ini petaka menghampiri.

Saya keracunan. Keracunan sate ati. Muntah, diare, demam. Diungsikan ke rumah abah Robert dan keesokannya mendapat kunjungan (tanpa buah) dari om-om bersepeda.

Keramaian usai. Sepi berlalu.

20 Maret 2009

"jangan buang waktu, pulang, dan cari cara lain"

BARU saja saya berbincang melalui YM dengan seorang mantan migran yang sempat saya "asuh". Kabarnya baik, saat ini dia bekerja di Qatar. Sungguh berita yang menggembirakan untuk saya.
Obrolan kami pun mengalir, kemudian dia bertanya tentang migran-migran lain yang pernah senasib dengannya. Saya sampaikan bahwa mereka masih bertahan di Batam dan seminggu yang lalu mereka melakukan suatu hal yang harus dipertanggungjawabkan.
Dia menyesalkan kenapa teman-temannya yang berbeda negara itu melakukan tindakan bodoh seperti itu.
Diantara sesal, dia menitipkan sebuah pesan pada saya untuk disampaikan pada mereka yang masih bertahan , "jangan buang waktu, pulang dan cari cara lain"
Kalimat itu terasa biasa saja jika diucapkan oleh seorang social worker, namun menjadi luar biasa karena diucapkan oleh seorang mantan migran.
Sebuah testimony yang luar biasa sekaligus haru.
Baik teman, akan saya sampaikan pesanmu bukan hanya pada mereka "yang masih bertahan" namun juga pada mereka "yang baru saja memulai".

15 Maret 2009

Labraklah Daku, Kau Ku .....

Belum selesai masalah di karantina semalam, pagi-pagi muncul masalah baru.
Aku dilabrak.
Sial...
Di telepon perempuan itu berbicara tanpa jeda, tanpa memberikanku kesempatan bicara. Kemudian klik, telepon terputus.
Beberapa menit kemudian telepon genggamku memanggil lagi.
Kuangkat dengan sapa selamat pagi (mungkin seharusnya selamatkan pagi), lalu terdengar suara perempuan yang sama. Kali ini dia memberikan kesempatan bicara. Kujelaskan bahwa aku hanya bersepeda. Sudah.
Dia paham. Tapi tidak mengucapkan kata maaf.
Sial(an)..
Kenapa sie harus melabrakku, bukankah sebaiknya meminta penjelasan dulu pada suami?
*Untuk bapak-bapak pesepeda yang sempat membaca blog ini, tolong sampaikan pada istri-istri tercinta, bahwa ada perempuan single n happy dikomunitas sepeda. Dan sampaikan pada mereka bahwa si single tidak tertarik dengan laki-laki berkeluarga.

12 Maret 2009

Orang Tua

KETIKA menjenguk bayi migran yang baru saja dilahirkan, saya di tanya oleh seorang perawat ruang bayi, "Mau jenguk bayi siapa Kak?", saya jawab dengan menyebut nama migran (ayah si bayi) dan kemudian perawat berlalu ke dalam untuk mengambil bayi yang saya maksud.
Beberapa menit kemudian dia muncul dan mengatakan bahwa bayi yang saya sebutkan tidak ada, tapi saya keukeh bahwa bayi migran saya di rawat disana. Perawat kemudian mengajak saya masuk untuk mencari bersama.
Satu persatu saya amati papan identitas yang tergantung di box bayi, dan sampai pada satu box saya mendapati papan bertuliskan seperti ini:



Wealah... ternyata nama sayalah yang dituliskan sebagai orang tua si bayi, pantas ibu perawat itu tidak menemukan bayi yang saya maksud. Kacaunya lagi didepan nama saya ada "Tn".
*menahan tawa

10 Maret 2009

Rencana Menepis Kebosanan

BELAKANGAN ini saya merasa bosan. Bosan hanya disitu, bosan melakukan itu, bosan memakai itu, bosan makan itu, bosan suasana itu. Yah...saya bosan dengan yang itu-itu saja, saya butuh penyegaran, perlu pencerahan.
Berikut beberapa rencana yang saya susun (dan sebagian sudah saya wujudkan) untuk menyudahi kebosanan-kebosanan diatas:

a. Liburan. Pertama, merencanakan menikmati Nyepi di Lagoi. Saya tahu ini buruk sekali karena saat Nyepi saya semestinya menjalankan catur brata penyepian bukannya malah bersenang-senang di Lagoi. Kedua, merencanakan liburan dengan backpacking ke negara-negara indocina. Untuk yang kedua ini, saya sedang giat-giatnya menabung.
b. Mengakhiri masa jahiliyah percawetan dengan membeli pakaian dalam yang yang lebih berwarna dan membuang hampir semua pakaian dalam lama. Pakaian dalam baru, semangat baru :p
c. Berencana membeli mesin cuci. Saya bosan setiap sabtu pagi selalu disibukkan dengan aktivitas mengucek dan memeras, saya putuskan membeli mesin cuci akhir Maret ini.
d. Membeli kasur. Kasur yang empuk, hangat dan nyaman. Oh menyenangkan....
e. Berencana menikah. @_@
Sudah.
*ternyata rencana b-lah yang mampu menyudahi kebosanan :)



Sapedah | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id