28 Mei 2008

Mlaku-Mlaku

TANJUNG BALAI KARIMUN

Hari Pertama,
Kerja yang menyenangkan, karena sekaligus bisa dolan. Tujuan perjalanan ke Tanjung Balai Karimun minggu lalu sie keren “koordinasi dengan pemerintah, persiapan workshop dan survey DSA”, hehe tapi kenyataannya lebih mirip backpacking:)

Pukul 07.30 WIB, seorang diri dengan ransel yang penuh perlengkapan bersepeda dan beberapa dokumen kantor, aku berangkat dari pelabuhan Sekupang menuju Tanjung Balai Karimun. Perjalanan Batam-Balai Karimun ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit menggunakan Dumai Express dengan tiket Rp.60.000,00 dan retribusi Rp. 5.500,00.

Setiba di Balai, dengan angkot aku berkeliling kota (yang sangat kecil) mencari hotel yang layak untuk sebuah workshop. Ternyata tidak mudah, hanya sedikit sekali hotel di Balai yang memiliki fasilitas ruang meeting. Jikapun ada, tidak cukup layak untuk kegiatan yang akan kami selenggarakan.
Lelah, panas, lapar, kuputuskan makan siang disebuah kedai, menu yang kupilih; Nasi Ayam Hainan. Penampilannya sie manarik, tapi rasanya? Ga enak, terutama nasinya lebih mirip nasi penguk. Entah bagaimana cara mengolahnya, Nasi Hainan ini berwarna kusam, aroma dan rasanya seperti nasi yang dimasak dari beras yang sudah penguk. Tobat deh...
Selepas makan, kulanjutkan perjalanan ke komplek Kantor Pemerintahan Kabupaten Karimun. Satu-satunya sarana transportasi yang bisa menggapai tempat ini adalah ojek, ya secara ga ujan, jalan ga becek, jadi banyak ojek:) Kepala kantor Humas/Infokom dan Kesra sedang ga ada ditempat, ya udah perjalanan dilanjutkan ke Dinas Sosial yang jauh dan lagi-lagi dengan ojek. Sepanjang perjalanan sempat terpikir, klo yang ditugaskan bukan orang gila backpacking seperti aku, kayanya bakal ketakutan, lah wong jalanan sepi, jauh dan serasa in middle of nowhere, belum lagi terik matahari yang membakar kulit.

Nasi Ayam Hainan dan Kantor Bupati Karimun

Urusan dengan Dinsos dan hotel beres, saatnya mencari penginapan. Atas referensi Arman (biker Karimun), aku menginap di Hotel Megah yang permalamnya Rp. 50.000,00 dengan fasilitas kamar; AC, TV, air panas. Murah... ya kudu cari yang murah (dan aman), karena DSA ke Balai Karimun cuma sekitar USD 45.
Sore hari, aku mlaku-mlaku neng Pasar Malam, sebuah pedistarian yang penjual dan pembelinya berjubel. Aku menikmati es gunung (yang meleleh dengan cepat karena global warming) dan mietiaw goreng disebuah gang, soal rasa standarlah.. tapi suasanya itu yang sungguh sayang dilewatkan.
Dari Pasar Malam, aku beralih ke pujasera dipinggir laut, kali ini bersama Arman dan Kak Dela. Wah..Arman bener-bener pecinta sepeda sejati, dari awal sampai akhir perbincangan topiknya ga lepas dari sepeda. Walau ga jadi bersepeda karena Arman sedang sibuk dengan pekerjaannya, obrolan sepeda cukup mengobati:)

Es gunung, , Kak Dela dan Arman, Gang Pasar Malam

Hari Kedua,
Kalau udah di Balai, jangan lupa mencoba sarapan di pasar, menunya ya masih seputar mie. Mie lendir, kedengarannya sie rada menjijikan tapi tenyata uenak dan pastinya murah, Rp. 5000,00/porsi. Setelah makan, perjalanan selanjutnya ke kantor-kantor pemerintahan lagi, cape deh!
Usai merampungkan pekerjaan, saatnya kembali ke Batam. Bulan depan kudu nyepeda di Balai:) Oya jangan lupa nyoba becak Karimun.

Becak Karimun

BELAKANG PADANG

Untuk urusan dolan, kayanya ga ada capenya. Setelah Balai, di Sabtu pagi yang cerah kuputuskan dolan ke Belakang Padang. Pulau kecil yang bisa ditempuh ± 20 menit dengan pompong dari Pelabuhan Sekupang.

Hehe..klo dolan ga lengkap klo mencicipi makanan. Mampir di pasar yang emang letaknya disebelah pelabuhan, aku duduk disebuah kedai dan menikmati semangkuk sop tulang iga. Tidak istimewa, tapi cukup mengobati lapar.
Dari pasar aku beranjak ke deretan becak, karena rencana berikutnya adalah mubeng-mubeng Belakang Padang dengan becak. Setelah nego harga, disepakati dengan Rp. 25.000,00, pak becak akan mengantarkanku berkeliling dan melihat pantai.

Ngelmu
Selama perjalanan, Pak Susanto si tukang becak, membagi “ilmu”nya padaku. JARAN GUYANG, jampi-jampi pemikat pasangan. Kgkgkg... mungkin dia prihatin melihatku yang jalan sendirian.
Gini jampi2nya:
Bismilah 3x, manuk kepudang kuning saiki kongkon mlebuo, menyang raga badake (lalu sebutkan nama orang yang diidamkan) lungo asih teko asih, ojo siro lali keno lali yen ingsun wis ketataban bumi”
Dilanjutkan dengan menggebuk bantal 3x kemudian bantal tadi dibalik, dan yang terpenting adalah puasa.
Hmm...ngelmu oh ngelmu, membutuhkan pengorbanan bantal dan menahan lapar:)

Sesuai janji, Pak “dukun” Susanto mengantarkanku ke pantai. Disini aku menikmati kelapa muda dan si dukun menikmati sekaleng Sprite.
Ga berlama-lama bersama si dukun, kuputuskan kembali ke Batam.
Disepanjang pelabuhan kutemui beberapa sepeda yang diikat ke pagar besi pelabuhan.

Aku dan "dukun", Sepeda Terikat

Sesuai namanya “Belakang Padang Pulau Penawar Rindu”, rinduku akan alam dan hasrat dolan terobati:)

26 Mei 2008

Kebangkitan Nasional dan "Kebangkitan" Sepeda

LAHIRNYA sebuah organisasi modern; Boedi Oetomo 20 Mei 1908 merupakan tonggak lahirnya sebuah gerakan kebangsaan, kebangkitan nasional.

Namun perjuangan pemuda-pemuda cerdas dan berani seratus tahun yang lalu hanya tinggal cerita, karena kini seabad setelah semangat ini dimulai, Indonesia justru ada dalam kondisi terpuruk. Walau demikian, riuh peringatan yang menghabiskan milyaran rupiah dalam pesta "INDONESIA BISA" menggema dihampir seluruh pelosok negeri.
Pesta tersebut adalah sebuah contoh peringatan diantara sekian banyak cara yang dilakukan untuk memperingati sebuah hari bersejarah.
Tidak ketinggalan komunitas bersepeda Batam, yang berkonvoi keliling kota untuk ikut meramaikan peringatan seabad kebangkitan nasional.
Pesan dan semangat apa yang ingin disampaikan pesepeda Batam dalam peringatan ini?

Jika Dr. Sutomo dan kawan-kawan sadar bahwa perjuangan bisa dilakukan tidak hanya dengan senjata, maka pecinta sepeda memiliki kesadaran bahwa untuk menyelamatkan bumi tercinta ini, tidak perlu menjadi superhero, cukup dengan bersepeda:)
Hal inilah mengapa belakangan ini kegiatan bersepeda bangkit (dan semakin ramai) di Indonesia dan khusunya Batam. New biker dan komunitas-komunitas bersepeda bermunculan bak jamur di musim hujan.
Semangat kebangkitan sepeda adalah sehat, hemat dan save our earth.
Semangat ini muncul karena aktivitas bersepeda adalah aktivitas yang menyehatkan, selain itu dengan bersepeda, pesepeda berkontribusi besar dalam "stop global warming" dan kampanye hemat BBM.

Dalam moment seabad kebangkitan nasional, semoga pesan save our earth dan semangat (Indonesia Bisa) sehat dan hemat tersampaikan kepada masyarakat Batam melalui kegiatan konvoi sepeda ini.

Bangkitkan semangat bersepeda dan jadilah pahlawan untuk bumi tercinta ini:)

19 Mei 2008

Reuni dan Farewell

REUNI DALAM POCI

Setelah hampir 10 bulan terpisah jarak, Maret 2008 kami berkumpul kembali. Dimotori Sigit (secara dia yang traktir), aku, Suci, Wisnu, Ibnu, Nai, si kecil Yogis, Afik dan seorang kawan Wisnu bertemu dalam suasana hangat Kedai Poci.

Berkumpul, duduk, sambil menikmati poci, mengingatkan kembali bahwa di kedai ini kami (orang-orang cerdas, lebih tepatnya waham:)) pernah belajar saling mengenal dan memahami, membangun rasa, berdiskusi serta memutuskan "rencana besar".

Poci menghangatkan dan membuat persabahatan kami semakin manis.
Dalam (teh) poci bertemu kembali tawa, haru dan rasa persahabatan yang kental.


Keluarga besar ASY


FAREWELL DALAM PIZZA DAN OFFROAD

Ada pertemuan, ada pula perpisahan.
Dengan pizza kami (aku, Umar, Pandu, Anda, Irfan, Komar) merayakan sebuah perpisahan. (Pura-pura) Perpisahan dengan Umar.
Didesak waktu, kantuk dan lelah, perayaan perpisahan ini berlangsung singkat. Walau demikian, perayaan ini menyenangkan, penuh obrolan GJ (gak jelas) khas ABG dan semangat GS (gila sepeda).

Berawal dari sepeda, pertemanan ini terjalin. Dan ketika perpisahan harus terjadi, (kegiatan) sepedapun menjadi pilihan untuk membuat perpisahan ini menjadi indah.

Offroad Nongsa adalah pilihan yang tepat untuk membuat suatu kenangan, dan ternyata benar-benar membekas, untuk kami dan terutama Umar.

Jalur yang cukup panjang dan ekstrim serta sengatan matahari yang benar-benar panas membuat beberapa dari kami tumbang; terjatuh dan meninggalkan luka bahkan sampai terkulai tanpa daya. Umar, Reni dan Bela (mudah-mudahan tidak salah nama) mengalami dehidrasi. Mereka tidak mampu menyelesaikan offroad ini dan memerlukan bantuan dan jemputan "ambulance". Penjemputan ini juga diselingi kisah tragis jatuhnya sebuah sepeda:(
Begitulah kenikmatan sebuah perayaan dalam offroad.



Mereka dalam gaya


Awal perjalanan, Downhill, Packing sepeda

Dan dalam offroad, sebuah (pura-pura) perpisahan benar-benar menjadi indah.

15 Mei 2008

Cerita "Buruh" Perawat

SEBAGAI buruh dan juga (pura-pura) perawat, aku memperingati dua hari penting di bulan ini, yaitu 1 Mei sebagai hari buruh dan 12 Mei sebagai hari perawat sedunia.


Perawat buruh bukan sie? Teman-teman perawat pasti akan menjawab "Bukan...!!".
Perawat adalah sebuah profesi, dimana dalam melaksanakan tugas-tugasnya didasarkan pada kode etik, ilmu, punya otonomi dan bisa dipertanggungjawabkan.


Merujuk pada UU No.22/1957 (Tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan), buruh adalah mereka yang bekerja pada majikan dengan menerima upah.
Atau mungkin bahasa sederhanaku, pekerja yang punya majikan, bos, ato atasan disebut buruh.


Dibidang apapun perawat bekerja; pendidikan, pelayanan, ato bahkan pura-pura perawat seperti aku ini, dengan memakai bahasa sederhanaku tadi, maka perawat bisa disebut buruh. Hehe..buruh perawat:)
Dan siapa majikan perawat? Balik lagi ke bidang dimana perawat itu bekerja, "majikan" perawat adalah pasien, mahasiswa dan institusi tempat perawat bekerja.


Bagaiman dengan nasib (profesi / buruh) perawat sendiri?
Beberapa bulan lalu seorang teman kuliah bercerita bahwa sebuah RS swasta menawarinya pekerjaan dengan gaji dibawah UMR. Ups...buruh pabrik saja mendapatkan hak-haknya (gaji, OT, OD, dll) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sedangkan temanku yang adalah seorang SKep, Ners tidak dihargai layaknya yang harus dia terima.
Sepertinya bukan hanya temanku yang mengalami hal itu, ribuan perawat lain bernasib sama. Padahal menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah. Ketika melaksanakan tugas, perawat dituntut bisa menjadi care provider, educator, dan seterusnya (bahkan mendadak menjadi cleaning service) yang tentunya itu tidak mudah. Apalagi di rumah sakit, perawat ada dibarisan depan pelayanan kesehatan yang menjamin pelayanan itu sendiri.
Bekerja dalam shift yang benar-benar menguras tenaga dan pikiran, sedangkan penghargaan (bukan hanya materi) yang diterima tidak sebanding dengan semua usaha yang dilakukan.
Mengapa sampai sekarang penghargaan kepada perawat masih kurang?


Kepada teman-teman perawat yang benar-benar bekerja sebagai perawat, salut untuk kalian...

Ucapan selamat dari seorang sahabat, "Selamat hari perawat sedunia, save nurse, health society!"

14 Mei 2008

MoGe

SEBUAH stasiun tv swasta memberitakan bahwa ratusan MoGe (motor gede) berkonvoi untuk memperingati seabad kebangkitan nasional.


Sah-sah saja sie, tapi akibatnya adalah membuat macet jalan kota Pekalongan. Belum lagi rombongan MoGe ini ternyata memborong habis premium bersubsidi disebuah SPBU.


Ironis, disaat pemerintah mengkampanyekan hemat BBM, MoGe-MoGe ini justru menggunakan BBM untuk sesuatu yang kupikir ga penting. Konvoi gitu loh, kenapa ga donasi untuk orang-orang yang kurang beruntung aja?
Maaf ya pecinta MoGe semua...


Pecinta MoGe terhormat, nyepeda aja deh. Lebih sehat, ramah lingkungan, dan tentu hemat energi.


Mari bersepeda...:)


Byar-Pet Listrik Batam

Hampir dua minggu ini listrik di Batam byar-pet (terjemahan bebasnya; sering padam). PLN Batam melakukan pemadaman listrik bergilir di hampir seluruh wilayah Batam, rentang waktu pemadaman berlangsung 2-4 jam. Alasan pemadaman listrik ini adalah berkuarangnya pasokan gas.
Apapun alasannya tentu saja hal ini sangat merugikan mulai dari rumah tangga, perkantoran, industri kecil rumah tangga, industri skala besar bahkan rumah sakit.

Ga usah jauh-jauh untuk ngeliat dampaknya, disaat aku sedang mengerjakan laporan mendadak listrik padam dan kami pun terpaksa terbengong-bengong selama beberapa jam. Usaha konveksi disebelah kantorkupun kerjanya menjadi terhambat. Borongan pakaian yang ditargetkan akan selesai dalam hitungan hari, tidak bisa diselesaikan sesuai rencana dan akibatnya tentu pada penurunan pendapatan. Begitu juga RS, seminggu yang lalu sempat kubaca di sebuah harian di Batam bahwa RS mengalami kerugian karena banyak vaksin yang rusak karena pendingin ga berfungsi akibat pemadaman listrik.

Listrik hal vital dalam hidup, khususnya untuk Batam sebagai kota industri. Klo krisis ini berlangsung lama, weh weh weh... kacau euy!

PLN Batam, PGN, Pemerintah dan warga Batam mari berbenah bersama.

Jangan biarkan Batam berlama-lama dalam gelap.

Transportasi Publik Kota Batam

SETAHUN menjadi orang Batam, serasa tidak lengkap karena belum mencoba bus pilot project Batam. Di Sabtu pagi yang dingin dan basah, aku mencoba salah satu transportasi publik milik Batam ini.


Dengan Rp.3000,00 untuk penunmpang umum dan Rp. 1500,00 untuk pelajar adan anak-anak, dari halte bus Tiban Cipta Puri aku dan beberapa penumpang melaju menuju Batam Centre.

Dibandingkan dengan taxi (taxi angkot; taxi yang menaikkan beberapa penumpang sekaligus), bus ini jauh lebih murah. Jika menggunakan taxi harus merogoh uang kurang lebih sebesar Rp. 10.000,00 untuk sampai Batam Centre dari daerah Tiban.

Walau tidak dilengkapi AC seperti Trans Jakarta ato Trans Jogja, bus ini jauh lebih nyaman daripada taxi atau angkot. Selain murah dan nyaman, bus ini juga aman. Pengguna bus ini banyak dari kalangan pelajar dan ibu-ibu beserta putra-putrinya, tentu saja sangat menenangkan daripada berdesakan dalam taxi sempit dengan sejumlah orang (terutama laki-laki) asing.

Yang disayangkan adalah jumlah armada, halte bus, trayek, serta jam operasi dari bus ini masih terbatas.
Bus ini yang kutahu hanya melayani dua trayek yaitu Sekupang-Batam Centre dan Batu Aji-Batam Centre serta sebaliknya. Jam operasi masih terbatas dari pagi sekitar jam 7 sampai jam 6 sore. Mengenai jumlah armada, aku tidak punya informasi yang pasti tapi berdasarkan pengamatan sepertinya jumlah armada belum mencukupi. Kemudian kupikir halte bus juga kurang dapat merangkul titik-titik strategis.
Seiring dengan rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM akhir Mei ini, kupikir saatnya pemerintah Batam untuk mulai membenahi “si biru” ini, sehingga Batam bisa memiliki transportasi yang murah, aman dan nyaman serta bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Batam.

Jika transportasi publik di Batam bisa sesuai dengan yang diidamkan bersama, diharapkan kedepan memberikan hasil yang positif seperti mengurangi kemacetan akibat penggunaan kendaraan pribadi ato mungkin lebih tepatnya antisipasi macet karena Batam emang belum macet, mengurangi polusi, hemat energi dan tentu saja dapat membantu pemerintah mengurangi belanja negara.
Hehe..kayanya sie gitu:)

12 Mei 2008

Terapi Lagi

Aku offroad lagi, terapi lagi...;)

Cukup 2x "sesi terapi" membuatku percaya diri lagi menghadapi downhill.

Offroad jalur kebun sayur-blok R bener-bener menyenangkan. Sepertinya sepanjang sejarahku bersepeda, offroad di jalur ini jadi kegiatan bersepeda paling membahagiakan, apa karena kaosku kuning ya, kemudian dunia jadi penuh semangat dan ceria?:)

Setelah bisa mengatasi luka dowhill sepertinya aku harus mencoba terapi untuk ketakutanku yang lain. Seperti saran seorang sahabat "selanjutnya terapi pisang", hehe..kayanya agak susah. Lah..baunya aja udah ga enak:(

Oya terapi yang lebih penting lagi adalah "terapi laki-laki". Wah yang ini lebih serem lagi...

Hehe..sudahlah:)
Dibawah ini kutampilkan beberapa foto offroad kebun sayur-blok R, sambil menunggu kiriman foto yang lain.



07 Mei 2008

Aku dan Batam

WAKTU bergulir begitu cepat, setahun sudah menjejak Batam. Batam yang penuh geliat pembangunan, tempat bermimpi dan berjuang untuk penghidupan yang lebih baik, ramai hiruk pikuk industri dan buruhnya, serta gairah malam yang sesak kenikmatan.

Dari yang hanya sebuah pulau kecil menjadi sebuah KOTA, penduduk Batam pun "terkejut". Layaknya anak kecil yang dipaksa menjadi dewasa dengan melewatkan beberapa tahap perkembangan, Batam kemudian menghadapi berbagai masalah.
Tapi biarlah itu menjadi masalah mereka, karena antara aku dan Batam memiliki masalah sendiri yang datang dan pergi dan belum terselesaikan.

Berikut beberapa kisah yang menggambarkan apa yang terjadi antara aku dan Batam:

Kisah pertama: Istri Apek Singapore
Diawal kedatanganku, saat membeli makanan (gorengan), si penjual bertanya tentang daerah asal dan pekerjaan, mungkin karena wajahku masih asing di lingkungan itu. Pertanyaan tentang pekerjaan kujawab hanya dengan senyum.
Ternyata senyumku diintepretasikan berbeda. Pertanyaan (dan sekaligus tuduhan) yang meluncur berikutnya adalah "Jadi sampeyan bojone wong Singapore?". Tidak kujawab dan berlalu dengan tanda tanya.
Beberapa hari kemudian kutemukan fenomena bahwa banyak sekali perempuan yang menikah ato "menikah" dan menggantungkan hidupnya dengan apek (sebutan untuk laki-laki tua chinese) Singapore.
Jika aku tahu sejak awal, maka akan kujawab tegas pertanyaan sekaligus tuduhan penjual itu.

Kisah kedua: Papi
Lagi-lagi dengan penjual makanan. Ketika membeli roti, aku meminta saran mengenai roti yang enak dengan ukuran kecil pada abang penjual.
Abang roti : Roti yang kecil, takut gemuk ya?
Aku : Mungkin iya
Abang roti : Takut dimarahin "papi" ya klo gemuk? (dengan ekspresi wajah mesum)
Aku : (maksud loh??)

Kisah ketiga: Check In
Dari seberang tempat aku berdiri tampak deretan taxi dan pengemudinya yang berteriak menawarkan jasanya padaku. "Taxi Kak?", aku menggeleng karena memang aku tidak membutuhkan taxi. Gelengan kepala tidak membuat mereka puas, kemudian salah seorang dari mereka berteriak "Janji check in dihotel mana?" dan semua sopir taxi yang ada disana tertawa.

Oh...

Jika Batam menuduh dan melecehkanku, ternyata Batam pun tidak lepas dari tuduhan. Suatu ketika Nai pernah bercerita bahwa temannya yang warganegara Singapore menyebut Batam sebagai "Kota Haram" dan dia tidak ingin menginjakkan kaki di Batam. Menurutnya Batam hanyalah kota wisata seks.

Hmm...??

Setelah kisah-kisah diatas dan beberapa kisah lain yang tidak kutuliskan, tidak membuatku berniat meninggalkan Batam. Bahkan mungkin hatiku sudah terpaut dengan kota ini.

Kata seorang teman kala aku sedang tidak berhasrat pada Batam, "Dibikin gairahlah, sayang dilewatkan, secara Batam gitu.."

Ya.., ini Batam Nyom!

06 Mei 2008

Duriangkang 1, (Sedikit) Mengobati Luka

"Katanya takut offroad?" begitu sms dari seorang sahabat yang kemudian kureply dengan "mencoba mengobati luka".
"Luka" Tanjung Kelingking masih membekas, namun kuberanikan diri menerima tawaran offroad Duriangkang 1.

Tidak seperti Tanjung Kelingking yang menyuguhkan tanjakan, downhill yang memacu adrenalin, dan jebakan pasir, Duriangkang 1 menjamu dengan hamparan kebun sayur, ilalang yang meninggalkan luka sayatan, lolongan anjing dan jeritan babi yang terkejut, serta sedikit downhill.
Dari yang sedikit ini aku mencoba berdamai dengan ketakutanku. Ketika menghadapi downhill, rem tidak lagi kucengkram kuat. Kubiarkan lepas dan mencoba menikmatinya...
Seperti terapi, Duriangkang 1 sedikit mengobati lukaku.


02 Mei 2008

Bukan Sekedar Tengkorak

PAGI ini di sebuah statiun tv swasta ada sebuah berita menarik mengenai penyelundupan. Menarik karena barang yang diselundupkan adalah tengkorak manusia (asli). Hmm..., ngeri juga ya??
Pelaku penyelundupan memberi keterangan bahwa tengkorak-tengkorak manusia ini diselundupkan dari Bali ke Inggris untuk dijual sebagai souvenir.
Wah wah..., tenyata saat ini tengkorak manusia bukan hanya sekedar tengkorak yang terkubur dalam tanah, tapi bisa diperjualbelikan sebagai souvenir.
GJ juga orang-orang yang menginginkan souvenir tengkorak manusia.
Klo akyu ga deh...

01 Mei 2008

May Day

1 Mei 2008, 10:03:21 WIB, sebuah pesan singkat kuterima. Begini isinya :
"All workers of all countries unite! Keep ready for new world, the one without slavery, without exploitation. I'homme par I'homme. Happy May Day!"

Hari ini hari buruh dan hari libur nasional Kenaikan Isa Almasih, tapi aku bekerja:(
SELAMATKAN HARI BURUH!



Sapedah | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id