06 November 2009

Antrian Ibu Hamil

Satu minggu lewat, saya terjebak (baca: menjebakkan diri) dalam antrian yang panjang disebuah bank milik pemerintah.

Security
bank menghampiri saya dan memberikan nomor antrian, katanya "ibu tunggu panggilan dari teller". Dalam kebingungan saya terima nomor antrian itu. Belum sempat bertanya, seorang bapak berbaju dinas yang antri dibelakang saya bertanya "loh pak, antrian apa itu?", dengan manis bapak security menjawab "antrian ini untuk orang tua atau ibu hamil".


HAH???

Bapak berbaju dinas kemudian bertanya, "udah berapa bulan? nampaknya masih kecil"

Saya: "Hehe..mendadak hamil pak" kemudian menyibukkan diri sambil menunggu panggilan dan menghindari pertanyaan lebih lanjut :p

28 Oktober 2009

Padahal aku rindu

Berbulan-bulan tidak mencatat disini.
Padahal aku rindu.

30 Maret 2009

Ramai Nyepi

RABU sore saya pulang ke rumah dengan semangat, cuti saya disetujui. Saya bayangkan empat hari kedepan saya akan menikmati cuti (hanya) di rumah, tanpa email, telepon, dan keluhan.
Nyepi, menyepi dan sepi....

Ternyata meleset. Jauh dari sepi. Hari itu ramai dengan kabar. Kabar-kabar yang merusak jiwa.

Menjadi Do Nambar

Sabtu pagi saya menerima beberapa pesan singkat dari seorang bocah laki-laki (15th) Afganistan, yang mengabarkan bahwa hari itu dia akan kembali ke negaranya. Dia juga mengabarkan bahwa dia mencintai saya serta betapa dia akan merindukan saya. Aih aih...

Saya merunut kembali pertemuan saya dengan si bocah. Akhirnya saya tahu kenapa bocah itu mengatakan bahwa ia mencintai saya. Saya telah menyentuh tangannya. Saya lupa bahwa di negara asalnya hubungan antara laki-laki dan perempuan sangat dibatasi. Tapi siang itu, dibalik jeruji besi (tanpa hijab) dan diantara tangisnya saya menyentuh tangannya (sekedar untuk menenangkan). Hmm..mungkin untuknya ini sangat spesial, auw...

Mendadak saya merasa telah menjadi do nambar. Do Nambar adalah slang bahasa urdu yang merujuk pada kualitas rendah. Kaum do nambar adalah pelaku zinah (baca: Do Nambar, kisah petualangan mas agus yang berwibawa di kompas.com)

Malang sekali bocah itu. Selain menjadi korban no dambar, saya juga telah merusak gambarannya tentang sosok perempuan idaman, kgkgkg... :p

Langsing dengan 5Kg daging sapi

Sehari setelah Nyepi saya berjalan-jalan ke mall, kali ini benar-benar mencari keramaian dalam arti yang sebenarnya. Sebuah stand menarik perhatian saya. Maixian slimming, pelangsingan dengan metode tanam benang. Saya pun bertanya pada si mbak tentang produk yang dia jual. Si mbak menjelaskan, "per Kg-nya cuma Rp. 250.000,-" (dengan ekspresi wajah datar).

Saya tertawa sejadi-jadinya. Saya merasa sedang bertansaksi dengan penjual daging.

Wah, wah, rupanya per Kg berat badan saya setara harganya dengan 5Kg daging sapi :p

Petaka Sate Ati

Rangkaian perayaan nyepi saya tahun ini terasa lebih "ramai" dari tahun-tahun sebelumnya. Usai kabar-kabar yang merusak jiwa dan do nambar, kali ini petaka menghampiri.

Saya keracunan. Keracunan sate ati. Muntah, diare, demam. Diungsikan ke rumah abah Robert dan keesokannya mendapat kunjungan (tanpa buah) dari om-om bersepeda.

Keramaian usai. Sepi berlalu.

20 Maret 2009

"jangan buang waktu, pulang, dan cari cara lain"

BARU saja saya berbincang melalui YM dengan seorang mantan migran yang sempat saya "asuh". Kabarnya baik, saat ini dia bekerja di Qatar. Sungguh berita yang menggembirakan untuk saya.
Obrolan kami pun mengalir, kemudian dia bertanya tentang migran-migran lain yang pernah senasib dengannya. Saya sampaikan bahwa mereka masih bertahan di Batam dan seminggu yang lalu mereka melakukan suatu hal yang harus dipertanggungjawabkan.
Dia menyesalkan kenapa teman-temannya yang berbeda negara itu melakukan tindakan bodoh seperti itu.
Diantara sesal, dia menitipkan sebuah pesan pada saya untuk disampaikan pada mereka yang masih bertahan , "jangan buang waktu, pulang dan cari cara lain"
Kalimat itu terasa biasa saja jika diucapkan oleh seorang social worker, namun menjadi luar biasa karena diucapkan oleh seorang mantan migran.
Sebuah testimony yang luar biasa sekaligus haru.
Baik teman, akan saya sampaikan pesanmu bukan hanya pada mereka "yang masih bertahan" namun juga pada mereka "yang baru saja memulai".

15 Maret 2009

Labraklah Daku, Kau Ku .....

Belum selesai masalah di karantina semalam, pagi-pagi muncul masalah baru.
Aku dilabrak.
Sial...
Di telepon perempuan itu berbicara tanpa jeda, tanpa memberikanku kesempatan bicara. Kemudian klik, telepon terputus.
Beberapa menit kemudian telepon genggamku memanggil lagi.
Kuangkat dengan sapa selamat pagi (mungkin seharusnya selamatkan pagi), lalu terdengar suara perempuan yang sama. Kali ini dia memberikan kesempatan bicara. Kujelaskan bahwa aku hanya bersepeda. Sudah.
Dia paham. Tapi tidak mengucapkan kata maaf.
Sial(an)..
Kenapa sie harus melabrakku, bukankah sebaiknya meminta penjelasan dulu pada suami?
*Untuk bapak-bapak pesepeda yang sempat membaca blog ini, tolong sampaikan pada istri-istri tercinta, bahwa ada perempuan single n happy dikomunitas sepeda. Dan sampaikan pada mereka bahwa si single tidak tertarik dengan laki-laki berkeluarga.

12 Maret 2009

Orang Tua

KETIKA menjenguk bayi migran yang baru saja dilahirkan, saya di tanya oleh seorang perawat ruang bayi, "Mau jenguk bayi siapa Kak?", saya jawab dengan menyebut nama migran (ayah si bayi) dan kemudian perawat berlalu ke dalam untuk mengambil bayi yang saya maksud.
Beberapa menit kemudian dia muncul dan mengatakan bahwa bayi yang saya sebutkan tidak ada, tapi saya keukeh bahwa bayi migran saya di rawat disana. Perawat kemudian mengajak saya masuk untuk mencari bersama.
Satu persatu saya amati papan identitas yang tergantung di box bayi, dan sampai pada satu box saya mendapati papan bertuliskan seperti ini:



Wealah... ternyata nama sayalah yang dituliskan sebagai orang tua si bayi, pantas ibu perawat itu tidak menemukan bayi yang saya maksud. Kacaunya lagi didepan nama saya ada "Tn".
*menahan tawa

10 Maret 2009

Rencana Menepis Kebosanan

BELAKANGAN ini saya merasa bosan. Bosan hanya disitu, bosan melakukan itu, bosan memakai itu, bosan makan itu, bosan suasana itu. Yah...saya bosan dengan yang itu-itu saja, saya butuh penyegaran, perlu pencerahan.
Berikut beberapa rencana yang saya susun (dan sebagian sudah saya wujudkan) untuk menyudahi kebosanan-kebosanan diatas:

a. Liburan. Pertama, merencanakan menikmati Nyepi di Lagoi. Saya tahu ini buruk sekali karena saat Nyepi saya semestinya menjalankan catur brata penyepian bukannya malah bersenang-senang di Lagoi. Kedua, merencanakan liburan dengan backpacking ke negara-negara indocina. Untuk yang kedua ini, saya sedang giat-giatnya menabung.
b. Mengakhiri masa jahiliyah percawetan dengan membeli pakaian dalam yang yang lebih berwarna dan membuang hampir semua pakaian dalam lama. Pakaian dalam baru, semangat baru :p
c. Berencana membeli mesin cuci. Saya bosan setiap sabtu pagi selalu disibukkan dengan aktivitas mengucek dan memeras, saya putuskan membeli mesin cuci akhir Maret ini.
d. Membeli kasur. Kasur yang empuk, hangat dan nyaman. Oh menyenangkan....
e. Berencana menikah. @_@
Sudah.
*ternyata rencana b-lah yang mampu menyudahi kebosanan :)

18 Februari 2009

Mimpi Sebelum Tidur

"APA MIMPIMU?"
Si gadis menjawab, "Aku ingin bekerja di kantor pos" (baca: petugas loket). Dengan sedikit tercengang saya melanjutkan dengan bertanya, "Mengapa?", kemudian si gadis bercerita mengapa dia ingin bekerja di kantor pos.
Semua berawal dari kecintaan pada keluarga yang membuatnya setiap bulan mendatangi kantor pos untuk mengirimkan wesel. Di setiap kedatangan ia akan disambut petugas loket yang yang tersenyum ramah. Si gadis terpesona dengan tugas dan keramahan petugas loket. Menurutnya mengetik pesan (bunyi pesan di wesel: "pergunakan dengan sebaik-baiknya") dan mensahkan wesel dengan membubuhkan stempel adalah pekerjaan mulia dan menyenangkan. Alasan kedua ialah ia ingin bekerja dengan mengunakan seragam, seragam oranye dengan lilitan scraft di leher.
Hmm... ceritanya mengingatkan saya pada Ikal yang menjadi pegawai kantor pos dan ayahnya yang menganggap orang yang berseragam adalah orang yang pintar.
Mimpi gadis ini menurut saya luar biasa mencengangkan dan luar biasa membuat saya bahagia, entahlah...:)
Itulah mimpi indah yang ia utarakan pada saya sebelum ia benar-benar bermimpi dalam tidurnya.

03 Februari 2009

Single Happy

SENYUMku mengembang saat mendengar lagu ini.
Kenapa?
Karena "aku baik-baik saja Mom."

Single Happy, Oppie Andaresta

Mereka bilang aku pemilih dan kesepian
Terlalu keras menjalani hidup
Beribu nasehat dan petuah yang diberikan
Berharap hidupku bahagia

Aku baik-baik saja
Menikmati hidup yang aku punya
Hidupku sangat sempurna
I’m single and very happy
Mengejar mimpi-mimpi indah
Bebas lakukan yang aku suka
Berteman dengan siapa saja
I’m single and very happy

Mereka bilang sudah saatnya karena usia
Untuk mencari sang kekasih hati
Tapi ku yakin akan datang pasangan jiwaku
Pada waktu dan cara yang indah

Waktu terus berjalan
Tak bisa ku hentikan
Ku inginkan yang terbaik untukku


Ya... I’m single
And happy.

Happy dengan keluarga dan teman-teman yang luar biasa, happy bisa nyepeda, happy karena sampai hari ini belum miskin (dan semoga tidak jatuh miskin), happy dengan pekerjaan, happy karena ngeblog and very happy saat mendengar lagu Oppie:)

02 Februari 2009

Bahwa Ini Adanya

BUKAN konselor perkawinan, bukan juga perusak rumah tangga mereka. Saya sahabat yang kebetulan melintas dan menjadi terlibat.

Ia (1) : (prasangka, pembenaran, pilihan, lara)

Ia (2) : (lara, tak berdaya, prasangka, tak percaya)

Saya : .........., sepakat?

Mereka : sepakat.


..........,
tiada yang tersembunyi, tak perlu mengingkari, rasa sakitmu, rasa sakitku
tiada lagi alasan, inilah kejujuran, pedih adanya, namun ini jawabnya
lepaskanku segenap jiwamu, tanpa harus ku berdusta, karena kaulah satu yang kusayang, dan tak layak kau didera
sadari diriku pun kan sendiri, di dini hari yang sepi, tetapi apalah arti bersama, berdua, namun semu semata
tiada yang terobati, di dalam peluk ini, tapi rasakan semua, sebelum kau kulepas selamanya
tak juga ku paksakan, setitik pengertian, bahwa ini adanya, cinta yang tak lagi sama
...........

22 Januari 2009

Nenek Moyang Kita

Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudra, menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa ...

KEMARIN saya mengantarkan migran-migran berbelanja pakaian untuk menyambut Imlek disebuah toko pakaian di komplek pertokoan dan pasar Aviari. Di toko pakaian tersebut saya berbincang dengan pemilik toko, seorang laki-laki keturunan Cina.

Pemilik toko bertanya banyak tentang migran, mulai asal mereka, kenapa mereka 'bermigrasi', dimana mereka tinggal, siapa yang mendanai, dan seterusnya, begitu banyak pertanyaannya. Setelah pertanyaan yang bertubi-tubi tersebut, ia menatap lekat seorang migran. Tatapan penuh iba, seperti tatapan Ili saat bertemu Thevan seorang migran Sri Lanka. Beberapa saat menatap migran, ia menoleh kearah saya dan berkata, "Mereka sama seperti nenek moyang kita, dari Cina susah payah naik kapal ke sini untuk hidup lebih baik".

Ayu, "mmm..." kemudian menatap kosong dan hanyut dalam arus pikiran liar, membayangkan nenek moyang kita adalalah peluat tangguh dari Cina.

* ingin meralat kata kita namun tidak tega*

Saat kegiatan berbelanja usai, apek memberi 1Kg anggur serta 1Kg jeruk kuning kecil yang selalu muncul menjelang Imlek dan mengakhiri pertemuan kami dengan Kamsia.

Kamsia Pek...

Nenek moyang kita membuat kulkas saya tidak lengang seperti hari-hari biasanya:)

20 Januari 2009

Di Jakarta

Ditulis untuk Tasyem.
Cin, beginilah arisanku bersama Ili dan Sg di Jakarta.

Jakarta oh Jakarta...
Jika bukan untuk mengantarkan Thevan menggapai mimpi, rasanya enggan untuk ke kota ini. Syukurlah di Jakarta tidak hanya ada macet, banjir, dan mall, di Jakarta masih ada sahabat, ada Ili dan Sg.

Di Sarinah
Setelah beberapa jam terjebak di sebuah ruangan asing, saya melangkah keluar menyeberang ke sebuah gedung di depan Executive Building. Disana saya menantikan sahabat-sahabat tercinta dengan segelas es krim rasa stroberi. Menunggu beberapa lama akhirnya mereka muncul dengan wajah khas Jakarta, wajah kelelahan. (mbantin) "Sobat, too much work will kill you..."

Di Jalan Sabang
Makan. Makan godong-godongan, cumi, belut goreng, dan ditutup dengan jambu air.

Di Pusat Kebudayaan Prancis
Menikmati yogurt, mendengarkan Sg bercerita tentang kisah cintanya, sesekali menatap Ili yang bersemangat diantara lelahnya, mengamati Mbak Widya yang terlihat lebih kurus.

Di Kost Ili
Hantu-hantu di kamar Ili membuat saya mengantuk dan kedinginan, alhasil saya tidur sangat lelap. Syukurlah tidak ditakuti oleh hantu-hantu itu, mereka hanya melayang...

Di Plaza Semanggi
Mendengarkan Sg yang sedang dimabuk asmara bercerita tentang kekasihnya. Kekasih yang memiliki kerjap mata yang tulus. Auw...cinta:)
Beberapa jam bersama Sg, Ili kemudian menyusul ke Plangi. Lagi-lagi ia datang dengan wajah kelelahan dan terlihat lebih tua, mungkin terlalu banyak meeting tentang perdagangan di berbagai embassy membuatnya sangat lelah.
Pesan untukmu Cin, bersyukurlah dirimu tidak bekerja di lembaga donor karena wajahmu sudah terlihat lebih tua dari usia sebenarnya:)





Di Monas
Belajar meracik sianida.

Sudah, hanya sebentar tapi mengobati rindu Cin. Semoga lain waktu ada dirimu..



Sapedah | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id