
Beberapa jam sebelumnya, saya dikunjungi si istri. Sore itu ia datang bersama tiga buah hatinya. Ia datang membagi keramaian untuk menghapus kesepian saya. Memang menjadi ramai, ramai karena buah hatinya larut dalam dunia anak-anak (baca: memporakporandakan isi rumah) dan kami ramai dengan berbincang perihal dunia perempuan, indahnya dunia sepeda, anak-anak mereka, keunikan sigaran jiwanya, dan kebahagiannya sebagai istri dan ibu. Diluar perbincangan tentang dunia sepeda, perbincangan saya dengannya mengingatkan saya pada dua kakak perempuan yang saya rindukan.
Belum ingin mengakhiri, ia dan saya memutuskan melanjutkan perbincangan dirumah mereka. Kali ini ditemani belahan jiwanya yang acap kali menuduh saya aneh, padahal saya pikir bahwa dosis keanehannya berlipat-lipat melebihi keanehan saya, ups maaf..:)
Dan bertiga kami pun larut dalam perbincangan yang melebar kemana-mana.
Dari perbincangan kami itu, semakin menegaskan pada saya bahwa kehangatan dan rasa kekeluargaan bisa saya dapatkan pada mereka. Entah bagaimana harus merangkainya dalam kalimat tulis, namun perbincangan yang kami mulai saat senja dan berakhir dini hari dengan sebuah kantong plastik membawa kesan bagi saya. Persahabatan saya dengan mereka tidak hanya sebatas pada kegiatan bersepeda.
Bukan hanya ada sepeda diantara kami.
3 komentar:
ada apa selain sepeda, ny? atau siapa?
ada jeng isa..
ada jeng andi..
ada jeng enenk..
ada anak2 kita diantara kita...
uhuhuhuhu... ada yg kesepian rupanya. mellow gini postingannya.