22 Agustus 2008

Merdeka Bersepeda!!

"Bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa” (Pembukaan UUD 1945).
17 Agustus 2008, Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke 63. Seperti tahun-tahun sebelumnya, berbagai perayaan digelar. Mulai dari tingkat RT -seperti lomba makan krupuk, balap karung, lomba volley sampai karaoke-, sampai pesta tahunan yang penuh tarian daerah yang disiarkan langsung di layar televisi, serta acara yang terpenting adalah upacara peringatan kemerdekaan di istana negara.
Riuh, meriah, serta penuh hadiah...

“Bahwa kemerdekaan ialah hak setiap individu”:)
Dengan semangat kemerdekaan, kami -segerombolan bocah tua nakal yang riang bersepeda dari dari komunitas pesepeda Shinetsu, serta pesepeda yang pura-pura Shinetsu- menggunakan hak (merdeka) kami dengan bersepeda.
Merdeka bersepeda!!:)

Dengan kibaran bendera merah putih, dipagi yang sejuk dan keperakan (entah mengapa pagi itu berwarna perak, bukan keemasan matahari pagi) kami menggowes dari Batuaji ke arah Piayu.
Offroad. Memilih offroad Kampung Tengah karena disini kami benar-benar bisa menikmati kebebasan bersepeda. Merdeka menikmati downhill, merdeka dari rasa malu “tuntun bike” saat tanjakan:)


Tragedi Berdarah di Jalur Neng

Entah berapa banyak darah yang mengucur untuk kemerdekaan Indonesia. Tapi tak seharusnya kucuran darah terjadi untuk kemerdekaan bersepeda.
Neng jatuh saat dowhill. Kucuran darah membasahi wajah, 3 jahitan meninggalkan cerita dan tragedi ini memberi pembelajaran.
Namun yang mengagumkan setelah tragedi, semangat Neng untuk terus bersepeda patut diacungi jempol dan perlu disupport dengan pengetahuan bersepeda.
Untuk mengenang dan penghormatan pada semangat Neng, jalur Kampung Tengah dikukuhkan menjadi Jalur Neng.


Upacara Detik - Detik Kemerdekaan

Sepanjang sejarahku mengikuti upacara bendera, upacara tepi laut ini adalah yang terunik. Kami memebri hormat pada Sang Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya yang jauh dari merdu. Tidak perlu berpakaian resmi, tidak banyak aturan, upacara bendera yang sederhana dan terasa sangat ikhlas.
Merdeka Indonesiaku!!


Sempat terlontar kalimat yang menggelitik dari temen-temen Shinetsu.
“Merdeka!”
“Emang merdeka? Kita aja kerja di perusahaan Jepang”
“Grr...(tertawa)”
Hmm...sudahlah yang ini ga usah dibahas. Biarlah kemerdekaan, kemiskinan dan “penjajahan” dibahas oleh orang-orang diluar sana.

Terlepas dari tragedi berdarah dan kalimat diatas, offroad Jalur Neng sungguh membuat kami merasakan merdeka, merdeka bersepeda.

Disertai ucapan terima kasih, tidak lupa kucatatankan “Abah” sebagai the best sweeper I ever met:)
Terima kasih sudah menemani saat tuntun bike di tanjakan terjal dan saat mereka melaju meninggalkanku yang terengah jauh dibelakang.

3 komentar:

Engki mengatakan...

Merdeka sepeda!!!
denger punya denger di Indo mau buat jalur sepeda yah?

SmangaT Yuuu...

Unknown mengatakan...

Best Sweeper ?????????

I don't think so......

Best Sleeper ????//

yes !!!

Anonim mengatakan...

susah tau kasih komen disini.
iya, aku suka postingan yg ulang taunmu. seru banget kayaknya. mengharukan :)

Posting Komentar | Feed



Sapedah | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id