25 Februari 2008

Tanjung Kelingking, Menutup Rangkaian Gowes Februari

SELAMA Februari 2008 kegiatan gowesku cukup padat. Mulai dari b2w, gabung fun bike, gowes kuliner, gowes santai bareng Atik, Ana dan migrants dan terakhir ditutup dengan offroad ke Tanjung Kelingking yang memacu adrenalin.

AWAL FEBRUARI
Kegiatan gowes Februari diawali dengan Fun Bike dengan rute STF-Jembatan Barelang, yang merupakan rangkaian dari acara grand opening STF. Fun bike yang bener-bener FUN. Kenapa? Karena sepanjang perjalanan dari Jembatan Barelang-STF, kami menggowes di bawah hujan. Asiiik..., jadi ingat masa anak-anak dulu yang doyan banget hujan-hujanan, walau ketika sampai dirumah harus siap menghadapi “ungkapan kasih sayang” ibu:)
Selain hujan-hujanan, kegiatan ini jadi ajang “kopi darat” antar goweser Batam, karena ada sebagian yang hanya kenal melalui milis.

Fun Bike, sebelum start

MINGGU KE-2 DAN KE-3
Di pertengahan Februari, kegiatan gowes semakin menyenangkan. Menyenangkan karena berhubungan dengan perut, ya... gowes Kuliner:)
Melanjutkan gowes kuliner Mie Ayam Istimewa pada Januari, kali ini menu yang kami pilih ga jauh dari ayam; bubur ayam, lontong sayur plus telur ayam, dan soto ayam Cak Sam yang mak nyus....
Bukan hanya makanan yang kami nikmati dalam gowes kuliner, tanjakan Tg.Uma, ‘tanjakan rujak’, dan Jalur Biru (plus terjebak di pasar pagi Samarinda, diantara sayur, ikan dan himpitan pembeli) sempat kami cicipi.

Tak bersisa; Soto ayam Cak Sam, yang mak nyus....

MENUTUP FEBRUARI
Rencana awal kami (aku, P.Dj, P.Mashuri) diminggu ke-4 Februari adalah bergabung dengan rombongan Shimano, gowes to Jembatan 5 dan menginap di Lucky seafood Resto. Tapi mendadak buyar karena P.Dj ke Jakarta untuk Munas ISSI, kemudian aku memilih menemani migrants ‘berwisata’ ke Kandang Rusa, dan P.Mashuri??, hehe..aku ga tau alasannya, mungkin saja karena dua orang temannya ga jadi ikutan:)

Tawaran P.Wibi
Tak diduga, suatu sore P.Wibi menghubungiku, menawarkan offroad ke Tg. Kelingking. Kusambut gembira, karena offroad menjadi pilihan yang sangat menarik setelah sedikit kejenuhan menggowes diatas aspal.

Tanjung Kelingking
24 Februari, 05.05 WIB, aku menunggu P.Wibi, di bus stop Cipta Puri, 10 menit lebih awal dari janji kami. Dalam kecemasan aku menunggu. Cemas? Ya, karena saat menunggu ada seorang pengendara motor bermaksud menggoda (jarang2 sie, tapi pliz deh..), mungkin dia berpikir aku adalah “kupu-kupu malam” (bahasanya jadul bgt) yang kesiangan. Si penggoda ga sopan itu bener-bener geblek, menggoda waria seperti aku yang memakai kostum olahraga dan sedang bersanding dengan sebuah sepeda.
Oh....perempuan dimana dan kapan saja mudah sekali mengalami harassment:(

05.30 WIB, akhirnya P.Wibi datang. Tanpa membuang waktu kami langsung meluncur ke STF, dan dari STF kami ke Simpang Barelang menunggu lori yang akan mengangkut kami.

06.00 WIB, lori penuh sesak dengan sepeda dan goweser. Beberapa puluh menit kemudian, tiba di jembatan 4, kami (aku, P.Wibi dan P.Mashuri) turun dan bersiap memulai petualangan.
Sepeda kami kayuh pelan melewati jalan tanah merah berbatu, lengkap dengan tanjakan dan down hill. Fyuh.., keringat bercucuran, kami beristirahat disebelah ladang jagung. Setelah cukup mengatur nafas, perjalanan dilanjutkan.
Mengerikan...., kami dihadapkan dengan down hill yang panjang dan berbahaya serta beberapa jebakan pasir. Beberapa kali hampir saja kayuhanku akan berakhir dengan luka-luka dan kesakitan, tapi syukurlah Tuhan sangat mencintaiku.
Di ujung perjalanan, tepatnya hanya beberapa meter dari pantai Tg.Kelingking, terjadi kecelakaan ; P.mashuri dan aku terjerembab yang mengakibatkan luka lecet dan lebam pada kaki kiriku.
Tragis....:(

Terjerembab, ba dubi dop ba do bop,Ba dubi dop ba do bop,Ba dubi dop ba do. Oh yeah” (diubah dari mmmbop, Hanson)



Si Koni, P.Mashuri dan P.Wibi, dan PantaiTg. Kelingking

Sepedapun naik boat pancung
Puas menikmati pantai dan beristirahat sambil menikmati bekal masing-masing, perjalanan dilanjutkan melalui laut. Yup, kami naik boat pancung, kapal kecil dengan mesin luar 15PK yang berbahan bakar bensin ini membelah laut dengan pelan dan membawa kami (dan sepeda tentunya) menuju jembatan 4. Dari atas pancung, kami menikmati pemandangan yang mendamaikan hati. Beberapa kali kulihat aura kegembiraan terpancar dikedua bapak-bapak, bahkan P.Wibi mengacungkan jempol sebagai pertanda view yang kami saksikan sangat indah.

Beberapa menit membelah laut, akhirnya kami tiba di jembatan4, perjalanan kami lanjutkan dengan menggowes menuju STF. Oya di jembatan 4, kami bertemu rombongan Shimano yang kelelahan setelah menggowes sejak Sabtu.



Diatas Pancung

Lori – gowes offroad – boat pancung – gowes on road, bener-bener komplit, sungguh perjalanan yang menyenangkan.....

Tanjung Kelingking, menutup rangkaian gowes di bulan Februari.

“Tanjung Kelingking, a good ending”

1 Comentário:

Anonim mengatakan...

mantap juga yah..

Posting Komentar | Feed



Sapedah | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id