28 April 2008

Dan Jeans Mengalah Demi Tanjung Pinang

DALAM kebimbangan aku mengirim pesan singkat ke beberapa temanku, begini isinya: "Aku mengajukan pertanyaan konyol, menurut kalian lebih baik membeli jeans ato nyepeda di Tg.Pinang (estimasi biaya dari dua kegiatan ini hampir sama). Thanks". Kemudian 2 orang mereplay: jeans dengan alasan aku sudah terlalu banyak nyepeda, 2 orang lagi menyarankan nyepeda di tg.pinang dengan syarat bulan depan tetep beli jeans, sedangkan 3 orang lagi tidak memberi masukan:(

Dasar "GS" (gila sepeda), kuputuskan berangkat. Dan jeans pun mengalah demi pesona Tanjung Pinang.

Tiba di Pinang, Umar menjemput. Kali ini tidak dengan mobil rakyat (plat merah) melainkan dengan motor dan hal ini memaksaku untuk menggowes dari pelabuhan ke kantor Umar. Seperti wajib pajak yang menunggu antrian, aku duduk di depan loket pelaporan ditemani segelas teh hangat dan kue. Syukurlah Pandu datang menjemput. Aku, Umar, Pandu dan seorang teman berlalu dari KPP menuju rumah dinas pajak.
Masih seperti sebelumnya, rumah Umar penuh dengan baju yang tergantung dan sampah yang menumpuk, ga jauh beda dengan Pandu, mungkin lebih buruk lagi karena rumahnya atau lebih tepatnya lagi disebut garasi, hehe.. Oya Si Koni pun sempat "digoda" oleh mas-mas itu. Oh.. Koniku disentuh laki-laki:(

Gowes Senja
Menikmati laut dan senja Pinang dari atas sepeda memang menyenangkan, setelah berputar-putar di jalanan Pinang yang berbukit, diiringi deru dan kepulan asap kendaran bermotor, kami memutuskan menikmati senja di OC (ocean corner) sebuah public space yang penuh penjual makanan.
Senja di OC

Nite Ride
Setelah OC, kayuhan kami lanjutkan ke Puncak. Fyuh...tanjakannnya dasyat, mungkin seperti Tg.Uma. Sayangngnya aku ga berhasil, rantaiku lepas begitu juga dengan Pandu, sedangkan Umar walau berhasil tapi ga bisa dipungkiri lututnya gemetar dan dia tampak sibuk mengatur nafas:). Dari Puncak, kami bisa melihatnya indahnya lampu kota Tanjung Pinang, nih fotonya..

Lampu Kota Tg. Pinang

Malam makin pekat, selepas menikmati makan malam pertama kami bergegas turun. Tujuan berikutnya adalah Potong Lembu,untuk menikmati makan malam yang kedua:) Potong lembu mirip seperti pasar malam di Bali, sayangnya banyak pengendara motor lalu lalang. Daripada pemerintah Propinsi Kepri sibuk menyuap pejabat untuk membabat hutan lindungnya, lebih baik memikirkan menata kota, ya salah satunya dengan membuat pedesterian di Potong Lembu:) Tempat ini sangat semarak, ramai penjual dan pembeli, kudu nyoba sendiri untuk tau suasananya.
Potong Lembu

Empat "GS" Pajak dan seorang "GS" Batam

Gowes Siang
Perbedaan gowes bersama bapak-bapak dan mas-mas terletak pada waktu dan ijin. Jika bersama bapak-bapak, waktu gowesnya dipagi hari, start sekitar jam6 tapi ijin dari keluarga relatif susah, nah klo gowes ma mas-mas, ampun deh gowesnya tengah hari bolong tapi ga perlu ijin dari manapun:) Ya mungkin mas-mas ini insomnia jadi mereka memulai tidur saat subuh dan janji gowes yang awalnya sekitar jam 8 berubah jadi jadi jam 11, fyuh panas euy....

Membelah panas kami menuju keplantar (pelabuhan), ya kami akan bersepeda di Pulau Penyengat. Asik..kali ini Si Koni naik pompong:)
Penyengat memang tempat yang eksotik untuk foto, klo untuk nyepeda hmm..mungkin kurang tepat karena pulaunya kecil dan masih banyak hutan serta rawa sehingga sulit dilalui sepeda. Tapi secara keseluruhan MANTAB! Palagi foto2nya, hehe..secara ada fotografer (Pandu, red) plus kameranya yang bikin ngiler:)


Pulau Penyengat

Waktu cepat sekali berlalu, surya meredup dan kami bergegas kembali ke Pinang. Kegiatan berikutnya adalah nyepeda di hutan, jalur yang dibanggakan Umar:)
Jalur hutan kota ini cukup menantang, tapi setelah trauma Tanjung Kelingking, menghadapi downhill aku mendadak ketakutan, takut membayangkan terjerembab lagi:( Alhasil, setiap downhill aku menggenggam rem kuat-kuat, fyuh...


Offroad hutan kota

Waktu memang tidak bisa diajak bernegosiasi, jam5 sore aku harus sudah di pelabuhan lagi. Kembali ke Batam dan kembali ke rutinitas.

Sepotong jeans executive memang tidak akan dapat memberikan kebahagiaan seperti sepeda:)

Keep cycling.., begitu kata Umar Hadi Prayitno:)



4 komentar:

Anonim mengatakan...

akhirnya memutuskan untuk bergowes2 ria,cin?tapi,celana jeans-mu kan cuma 1. Plis dech,cin

ayu mengatakan...

Jangan salah jeansku sekarang ada beberapa, mencoba melupakan celana kain. Btw jeansku masih ada didirimu toh? Dasar emak-emak pengembat jeans..

Anonim mengatakan...

eh jd ingat aku kiriman caciekxzzs ttg jeans terketat di dunia. hmmm, jangan-jangan celana jeansmu itu ny? btw, foto-fotomu benar-benar banci. plis plis!

ayu mengatakan...

Jeansku tidak seburuk dan seketat itu Sg. Knapa kamu bilang foto2ku banci? bukannya yang banci itu tasy, kamu bentjongxs, dan aku wanita sejati??

Posting Komentar | Feed



Sapedah | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id