27 Januari 2008

Mie Ayam " Istimewa"

Sabtu 26 Januari 2008 jam 05.00 WIB, the horizon was tinged with red and suddenly the sun appeared.
Aku bangun lebih awal, pagi ini aku punya janji dengan P.Djoko dan P.Mashuri gowes kuliner ke Batam Centre untuk menikmati semangkuk mie ayam “istimewa”.

Untuk bisa menikmati mie ayam “istimewa” ini kami harus menggowes sekitar 1 jam, melewati jalanan beraspal sejauh ± 20Km. Ya cukup lama, karena jalan yang kami lalui berbukit. Fyuh..., panas: matahari mulai bersinar, jalan berbukit yang tak kunjung putus, serta perut yang keroncongan membuat kayuhanku terasa berat. Cuma satu yang menyemangati, yaitu bayangan mie ayam istimewa yang berlarian di kepala.

Dalam perjalanan sempat kutanyakan pada P.Djoko tentang keistimewaan mie ayam ini, karena berdasarkan pengalaman mencoba mie ayam di beberapa tempat di Jawa, Bali dan Batam isi dan rasa mie ayam hampir sama. Ya standar mie ayamlah, terdiri dari mie, bumbu-bumbu, sawi hijau dan potongan ayam yang dimasak semur.
Dan jawaban P.Djoko adalah “istimewa mbak soale wis kesel gowes dari rumah”
Oh tidak....

Jam 07.30 WIB, kami sampai di warung mie ayam. Ramai pembeli, tempatnya bersih walau berada ditengah pasar (Pasar Mitra Raya, Batam Centre), dan yang paling menyenangkan adalah pelayanannya ga pake lama.
Warung mie ayam

Penjual dengan sigap melayani kami yang kelelahan serta kelaparan, dan tiga mangkuk mie ayam terhidang di meja. Dari kami bertiga, aku adalah orang yang paling “sibuk” dengan mieku, P.Djoko terlihat calm seperti biasanya, sedangkan P.Mashuri menatap mangkuk mienya tanpa hasrat. Karena kelelahan? Bukan, karena si bapak ini ternyata bukan penggemar mie ayam.
Oh..., menggowes sejauh itu hanya untuk makanan yang tidak membuatnya berselera.
Pesan moral : Jika tidak ingin hanya menatap kosong, bertanyalah tentang menu sebelum memutuskan bergabung dalam gowes kuliner.

Setelah makan (untuk P.Mashuri “mencicip”), perjalanan pulang dimulai. Kami (atas permintaanku) memutuskan memilih rute tanjakan Vista. Aku teringat dan merasa tertantang oleh kata-kata P.Tato -goweser juga- bahwa belum sah menjadi goweser Batam jika belum melewati tanjakan Vista.
Berbekal pengalaman melewati beberapa tanjakan, akhirnya aku berhasil melawatinya walau agak tersenga-sengal. “Akhirnya... aku sah menjadi goweser Batam!”


RS Awal Bros, sebelum tanjakan Vista
Setelah tanjakan Vista, perjalanan pulang terasa lebih ringan.
Kami tidak melewatkan jadwal “pemotretan” di jembatan Sei Ladi yang sudah kususun dikepalaku sehari sebelumnya.



Jembatan Sei Ladi, Aku dan P.Djoko

Total perjalanan rute "mie ayam istimewa" kurang lebih 40Km.
Oya, ini gowes pertamaku ke Batam Centre:)
Sabtu pagi yang menyenangkan...,
Dengan semangkuk mie ayam “istimewa”.

0 komentar:

Posting Komentar | Feed



Sapedah | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id